PSIS Semarang
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
PSIS Semarang
Pandanaran FC
 |
Nama lengkap |
Persatuan Sepak Bola
Indonesia Semarang |
Julukan |
Laskar Mahesa jenar
Kuntul Perak |
Didirikan |
18 Mei 1932 |
Stadion |
Jatidiri, Semarang.
(Kapasitas: 25.000) |
Pemilik |
PT. Mahesa Jenar |
Ketua Umum |
Johar Lin Eng |
Manajer |
Ferdinand Hindiarto |
Pelatih |
Firmandoyo |
Asisten Pelatih |
Eko Purjianto |
Liga |
Divisi Utama PT Liga Indonesia |
|
|
Persatuan Sepak Bola Indonesia Semarang atau
PSIS Semarang adalah klub
sepak bola yang bermarkas di kota
Semarang,
Indonesia dengan markas
Stadion Jatidiri Semarang. Julukan klub ini adalah "Laskar
Mahesa Jenar".
PSIS Semarang adalah klub pertama di Liga Indonesia yang pernah menjadi
juara Divisi Utama (1999) dan kemudian terdegradasi ke divisi I pada
musim berikutnya (2000). PSIS kemudian berhasil menjuarai kompetisi
Divisi I nasional (2001), dan berhak berlaga kembali di kompetisi
Divisi Utama Liga Indonesia. PSIS Semarang juga tercatat sebagai klub ketiga yang pernah menjuarai
Liga Perserikatan dan Divisi Utama Liga Indonesia, setelah
Persib Bandung dan
Persebaya Surabaya.
Sejarah
PSIS memiliki stadion Jati Diri yang di beri julukan Teather of
dreams yang memberi julukan itu adalah 2 pemain legendaris PSIS yaitu
Andika Auli dan Haidar Ulin.Sejarah tim sepak bola kota
Semarang
telah berlangsung sejak lama ketika kota ini masih berada di bawah
kekuasaan pemerintah kolonial. Yang pertama tercatat adalah team sepak
bola UNION yang berdiri tanggal 2 Juli 1911. UNION sendiri hanyalah
sebutan bagi tim dengan nama
Tionghoa Hoa Yoe Hwee Koan. Tim ini mendapatkan hak
rechspersoon tahun 1917 dari pemerintah kolonial.
Selanjutnya ada pula tim bernama
Comite Kampioens-wedstrijden Tionghoa (CKTH) dengan gedung olahraga di wilayah Seteran. Pada tahun 1926 tim ini berubah nama menjadi
Hwa Nan Voetbalbond (HNV). Tercatat klub
Hwa Nan ini bahkan telah melakukan pertandingan eksibisi dengan klub luar negeri asal Taiwan,
Loh Hua Team Voetbalbond.
Di kalangan pendukung pribumi, perkumpulan yang menonjol adalah
Tots Ons Doel (TOD) yang didirikan pada 23 Mei 1928, bermarkas di Tanggul Kalibuntang (sekarang Jl. Dr. Cipto). Dalam perjalanannya
Tots Ons Doel berganti nama menjadi
PS. Sport Stal Spieren (SSS). PS SSS inilah yang kemudian menjadi cikal bakal
PSIS Semarang. Pada tahun 1930 team ini berganti nama menjadi
Voetbalbond Indonesia Semarang (VIS) yang berlatih di lapangan Karimata Timur.
Setelah PSSI lahir pada 19 April 1930,
Voetbalbond Indonesia Semarang berganti nama penjadi
Persatuan Sepak bola Indonesia Semarang (
PSIS)
yang beranggotakan klub sepak bola Romeo, PSKM, REA, MAS, PKVI, Naga,
RIM, RDS dan SSS sendiri. Adapun nama klub SSS kemudian berganti menjadi
berbahasa Indonesia, Sport Supaya Sehat, sampai sekarang.
Pada kompetisi tahun 2006 klub ini dilatih
Sutan Harhara yang kemudian diberhentikan dan diganti oleh asistennya
Bonggo Pribadi.
Julukan
Julukan Pasukan
PSIS memiliki julukan pasukan yaitu
Laskar Mahesa Jenar karena Laskar Mahesa Jenar adalah pasukan yang sangat kuat, oleh karena
PSIS diberi julukan
Laskar Mahesa Jenar
Julukan Fauna
Persib Bandung,
Barito Putra,
Sriwijaya FC, dll, timnya
memiliki julukan fauna sekaligus
memiliki julukan pasukan/laskar.
Kuntul Perak yang merupakan
fauna identitas resmi Kota Semarang bisa dipakai di jadikan julukan dan maskot PSIS Semarang.
Prestasi
Sejak pertama kali berdiri, PSIS sudah dikenal sebagai tim medioker
di kompetisi Perserikatan Indonesia. Kurang maksimalnya dukungan dari
Pemda yang (mungkin) mewakili karakteristik warga Semarang yang
cenderung menyukai hasil yang didapat secara instan dan cepat puas
sehingga prestasi tim ini pun tidak bagus tapi juga tidak bisa dikatakan
jelek.
Terbukti PSIS baru bisa mencicipi gelar juara ditahun 1987 dengan mengalahkan
Persebaya Surabaya di final kompetisi perserikatan PSSI dengan skor 1-0 melalui gol tunggal
Syaiful Amri. Karena faktor terlalu cepat puas ini (apalagi ditambah keberhasilan punggawanya dalam merebut medali emas
SEA Games
yang pertama kali bagi Indonesia) maka di kompetisi berikutnya PSIS
nyaris terjerumus dalam lubang degradasi ditambah dengan "campur tangan"
Persebaya yang bermain untuk kalah 12-0 dari
Persipura Jayapura. Untung saja PSIS masih mampu bertahan dan terus bertahan dengan peringkat tim medioker.
Prestasi tertinggi PSIS adalah ketika menjuarai Kompetisi Divisi Utama Perserikatan PSSI tahun
1987 dan Juara
Liga Indonesia 1999. Pada musim 2006 PSIS menjadi
runner-up Liga Indonesia dengan keberhasilan mencapai final Liga Indonesia, berhadapan dengan
Persik Kediri di
Stadion Manahan,
Solo dan kalah melalui akhir perpanjangan waktu babak ke-2. Saat ini PSIS Semarang juga berstatus sebagai
runner-up Piala Emas Bang Yos (PEBY) yang terakhir, diadakan di Jakarta akhir tahun 2006.
- Juara I LI 1987 (masih bernama perserikatan PSSI. vs Persebaya 1-0, gol oleh Syaiful Amri)
- Juara I LI V 1998 ( vs Persebaya 1-0, Tugiyo)
- Juara I LI Divisi I 2000
- Juara II Suratin Cup 2003
- Juara I Suratin Cup 2004
- Juara III LI XII 2005
- Juara III PEBY 2005
- Juara II LI XIII 2006
- Juara II PEBY 2006
Statistik di Divisi Utama Liga Indonesia hingga tahun 2006
- Total musim: 11
- Total pertandingan:324 (323 kali menang, 1 kali seri, 0 kali kalah)
- Selisih gol: 946 gol memasukkan-7 gol kemasukan
Liga Indonesia I (Liga Dunhill) 1994-1995
PSIS berhasil mencapai peringkat 13 dari 17 tim Wilayah Timur.
PSIS yang walaupun sempat membuat sedikit kejutan seperti saat mengalahkan
Persebaya 8-0 di
Stadion Gelora 10 November Surabaya,
tapi tetap saja prestasinya di papan tengah yang cenderung ke bawah.
Ditambah lagi dengan sangat minimnya penonton yang tiba-tiba menurun
drastis karena "kuningisasi" yang dilakukan
gubernur Jawa Tengah saat itu dan di saat bersamaan prestasi saudara mudanya,
BPD Jateng juga meningkat, jadilah PSIS sebagai tim yang
ngenes. Juara Liga Tahun ini adalah
Persib Bandung yang secara kontroversial mengalahkan
Petrokimia Putra dengan skor tipis 1-0.
- Total pertandingan: 32 (10 kali menang, 9 kali seri, 13 kali kalah)
- Selisih gol: 28 gol memasukkan-43 gol kemasukan
Liga Indonesia II (Liga Dunhill) 1995-1996
Berhasil mencapai peringkat 10 dari 16 tim Wilayah Timur.
Prestasi PSIS masih stagnan di papan tengah, hanya saja dari segi
penonton sudah mulai ada peningkatan. Hal ini disebabkan karena mulai
masuknya pemain impor yang menarik penonton untuk menyaksikan aksinya
serta seragam yang kembali ke warna kebesaran, biru. Ditambah lagi
dengan campur tangan kekuasaan Gubernur Jateng saat itu yang membuat tim
BPD Jateng hanya boleh diisi oleh pemain
PON
yang miskin pengalaman dan bahkan saat pelatih mencoba untuk menurunkan
pemain non-PON, dia pun dipecat dari pekerjaannya, padahal hasilnya
adalah kemenangan. Juara Liga adalah
Bandung Raya yang (juga) secara kontroversial mengalahkan
PSM Makassar 2-0.
- Total pertandingan: 30 (10 kali menang, 7 kali seri, 13 kali kalah)
- Selisih gol: 37 gol memasukkan-41 gol kemasukan
Liga Indonesia III (Liga Kansas) tahun 1996
Ada sedikit peningkatan prestasi PSIS dengan hampir menembus babak 12
besar. Gairah sepak bola Semarang pun seolah bangkit dari tidurnya.
Dukungan dari pemerintah mengalir dan penonton pun semakin membanjir.
Stadion Jatidiri (kapasitas 25.000) yang di LI I hanya mencatat
rata-rata penonton 500 orang dan di LI II dengan rata-rata penonton
15.000 orang, kali ini selalu penuh (25.000 orang). Juara Liga adalah
Persebaya yang mengalahkan Bandung Raya 3-1.
Liga Indonesia IV 1997-1998
Berhasil mencapai peringkat 6 dari 11 tim Wilayah Tengah (sebelum dihentikan).
Imbas dari prestasi yang meningkat membuat PSIS mulai bergairah dan
diperhitungkan di kancah sepak bola nasional. Sayang sekali saat itu
liga harus dihetikan karena krisis ekonomi yang melanda bangsa
Indonesia.
- Total pertandingan: 16 (4 kali menang, 8 kali seri, 4 kali kalah)
- Selisih gol: 17 gol memasukkan-24 gol kemasukan
Liga Indonesia V 1998-1999
Puncak prestasi dari PSIS. Dilatih oleh
Edi Paryono, setelah mencapai peringkat 2 dari 5 tim Grup D dan kemudian
runner-up Grup F (10 Besar), PSIS akhirnya menggondol gelar juara setelah di final yang menjadi "partai usiran" karena harus terbang ke
Manado dengan semangat balas budi atas meninggalnya 11 orang suporter PSIS di
Manggarai, PSIS bermain kesetanan dan mengalahkan Persebaya dengan skor tipis 1-0 melalui gol
Tugiyo di
injury time
babak kedua. Sayang sekali prestasi ini sepertinya kurang bernilai
karena liga saat itu dibagi oleh banyak grup (3 wilayah 5 grup). PSIS
berhak mewakili Indonesia ke
Piala Champions Asia dan sayangnya langsung tunduk dari
Samsung Suwon Bluewings dengan skor 3-2 di kandang dan 6-2 saat tandang.
- Total pertandingan: 14 (7 kali menang, 3 kali seri, 4 kali kalah)
- Selisih gol: 18 gol memasukkan-13 gol kemasukan
Liga Indonesia VI 1999-2000
Turun ke peringkat 13 dari 14 tim Wilayah Timur.
Terlena dengan gelar yang sudah diraih, memasuki Liga Indonesia VI
tahun 1999, PSIS terlambat menyiapkan tim dan dukungan dana tiba-tiba
macet. Kerusuhan di partai pembukaan saat PSIS takluk dari
Barito Putra
2-0 seakan menjadi tanda-tanda yang tidak baik. Dan ternyata semua itu
terbukti, kenyataan pahit itupun harus diambil. PSIS degradasi ke Divisi
I, sekaligus mencatatkan diri sebagai tim pertama di Indonesia yang
terdegradasi setelah menjuarai kompetisi sebelumnya.
- Total pertandingan: 26 (6 kali menang, 6 kali seri, 14 kali kalah)
- Selisih gol: 22 gol memasukkan-32 gol kemasukan
Liga Indonesia VII 2000-2001
PSIS bermain di Divisi I. Tersentak oleh kenyataan pahit tersebut,
manajemen tim pun bertindak. PSIS harus kembali ke Divisi Utama, begitu
tekad mereka. Dan ternyata tekad itu terwujud, PSIS menjadi juara
Kompetisi Divisi I tahun 2000 sekaligus kembali promosi ke Divisi Utama.
Tahun ini ditandai pula dengan berdirinya komunitas suporter PSIS
bernama
Panser Biru.
Serta merta melalui kerja keras PSIS bangkit dan melalui konsistensi
permainannya gelar juara Divisi I tahun 2001 pun berhasil diraih. PSIS
Semarang kembali ke Divisi Utama.
- Total pertandingan: 16 (12 kali menang, 2 kali seri, 2 kali kalah)
- Selisih gol: 24 gol memasukkan-9 gol kemasukan
Liga Indonesia VIII Bank Mandiri 2002
Meraih peringkat 8 dari 12 tim Wilayah Timur PSIS tetap menempati
posisi papan tengah seperti biasanya. Tidak ada sesuatu yang spesial,
semuanya datar-datar saja. Liga Indonesia VIII tahun 2002 (Liga
Bank Mandiri),
PSIS masih belum beranjak dari papan tengah dan bahkan nyaris
degradasi. Untung saja 2 kemenangan kandang terakhir menyelamatkan PSIS
dari jurang degradasi. Juara tahun ini adalah Petrokimia Putra yang pada
final mengalahkan
Persita Tangerang 2-1 melalui perpanjangan waktu.
- Total pertandingan: 22 (8 kali menang, 6 kali seri, 8 kali kalah)
- Selisih gol: 20 gol memasukkan-25 gol kemasukan
Liga Indonesia IX Bank Mandiri 2003
Mencapai peringkat 13 dari 20 tim. Sejak Liga Indonesia tahun kompetisi 2003 PSIS mempercayakan jabatan manajer tim kepada
Yoyok Sukawi. Di bawah kepemimpinannya, PSIS mengalami beberapa perubahan yang signifikan, antara lain dengan mengontrak pelatih
Daniel Roekito, dan mengganti beberapa pemain, dengan tujuan agar mampu mencapai hasil maksimal di kancah Liga Indonesia 2003.
Bersamaan dengan diadakannya
Piala Emas Bang Yos (PEBY) I di
Jakarta,
PSIS memanfaatkan ajang ini untuk menyeleksi dan mematangkan skuat
pemain yang ada untuk menghadapi Liga Indonesia tahun berikutnya.
Tahun 2003, menjadi tonggak sejarah di mana semua peserta saling
bertemu karena sistem turnamen yang tidak membagi wilayah lagi.
Alih-alih berprestasi, PSIS masih belum mampu beranjak dari papan tengah
ke bawah. Juara Liga tahun ini adalah
Persik Kediri
yang fenomenal karena pada tahun sebelumnya berada di Divisi I. Liga
Indonesia X (Liga Bank Mandiri) tahun 2004, masih dengan format satu
wilayah. prestasi PSIS mulai menanjak naik walaupun belum bisa meraih
gelar juara yang pada tahun ini diraih oleh Persebaya. Liga Indonesia
XII (
Liga Djarum Indonesia) tahun 2005, prestasi PSIS semakin membaik. Di tangan pelatih
Bambang Nurdiansyah,
PSIS berhasil meraih posisi ketiga. Sebenarnya hasil yang dicapai bisa
lebih baik kalau saja di partai 8 besar wasit bisa lebih netral saat
PSIS jumpa dengan tuan rumah
Persija Jakarta dan
Persebaya Surabaya
melakukan hal yang mencoreng sepak bola nasional dan menghilangkan
kesempatan juara PSIS dengan mogok main. Pada tahun ini ada sesuatu yang
baru di mana
Piala Indonesia (Copa Dji Sam Soe) untuk pertama kali dimainkan. Sayangnya PSIS hanya sampai babak 16 besar karena terhenti langkahnya oleh
Persijap Jepara.
- Total pertandingan: 38 (14 kali menang, 8 kali seri, 16 kali kalah)
- Selisih gol: 43 gol memasukkan-45 gol kemasukan
Liga Indonesia X 2004
Mencapai peringkat 10 dari 18 tim. Pada Liga Indonesia tahun 2004,
dengan suntikan tenaga pemain baru, baik lokal maupun asing, ditambah
polesan tangan pelatih
Cornelis Sutadi dan asisten pelatih
Bonggo Pribadi,
PSIS mengarungi kerasnya persaingan di Liga Indonesia 2004. Di
pertengahan tahun kompetisi 2004, manajemen PSIS menilai perlu dilakukan
perombakan tim. Jabatan Pelatih Kepala diserahkan kepada
Herry Kiswanto. Beberapa pemain baru pun dikontrak untuk menambah kekuatan tim.
Pada turnamen PEBY II, PSIS kembali diundang, dan menjadikan ajang
ini sebagai tahapan pemantapan komposisi pemain untuk menghadapi Liga
Indonesia tahun 2005.
- Total pertandingan: 34 (12 kali menang, 10 kali seri, 12 kali kalah)
- Selisih gol: 35 gol memasukkan-34 gol kemasukan
Liga Indonesia 2005
Peringkat 3 dari 14 tim Wilayah 1, Runner Up Grup Barat (8 Besar), juara 3.
Liga Indonesia 2005 kembali dibagi menjadi 2 wilayah. PSIS termasuk
di Wilayah I atau Barat. Masih dikomandani oleh Yoyok Sukawi sebagai
Manajer Tim, Bambang Nurdiansyah (Pelatih Kepala), PSIS memiliki
optimisme tinggi menyambut Liga Indonesia 2005. PSIS berhasil melaju ke
putaran 8 Besar di
Stadion Utama Gelora Bung Karno,
Jakarta. Meski dirugikan oleh kejadian mundurnya Persebaya dari putaran
ini, PSIS sukses mencapai peringkat 3 untuk Liga Indonesia tahun 2005.
- Total pertandingan: 30 (13 kali menang, 12 kali seri, 5 kali kalah)
- Selisih gol: 41 gol memasukkan-23 gol kemasukan
Liga Indonesia 2006
Peringkat 3 dari 14 tim Wilayah 1,
runner-up Grup A (8 Besar),
runner-up kompetisi.
Di akhir tahun 2005, PSIS mengontrak pelatih
Sutan Harhara
untuk turut berpastisipasi di turnamen PEBY III dan juga untuk Liga
Indonesia 2006 yang akan datang. Sebelum mengikuti PEBY III, PSIS
diundang PSSI U-23, yang dipersiapkan untuk mengikuti
SEA Games Manila, sebagai lawan latih tanding yang berlangsung di
Stadion Si Jalak Harupat,
Bandung.
PEBY III menjadi ajang pembuktian keseriusan PSIS dalam persiapan
menjelang Liga Indonesia 2006. PSIS kembali ke Semarang dengan
keberhasilan menduduki posisi 3. Menghadapi Liga Indonesia 2006, PSIS
terus melakukan persiapan dengan beberapa kali melakukan uji coba di
Semarang, serta mengontrak pemain-pemain handal yang dibutuhkan tim
untuk mencapai hasil maksimal.
Di pertengahan musim, PSIS mengganti pelatih Sutan Harhara dengan
asistennya Bonggo Pribadi. PSIS melaju sampai ke partai puncak dan kalah
dalam drama perpanjangan babak melawan Persik Kediri melalui gol
Cristian Gonzalez.
- Total pertandingan: 31 (16 kali menang, 5 kali seri, 10 kali kalah)
- Selisih gol: 37 gol memasukkan-31 gol kemasukan
Pemain
Pemain PSIS mayoritas adalah para pemain muda yang telah berkiprah di ajang terbesar di semarang yaitu
Premier League.
Daftar pemain
Berikut merupakan skuat PSIS Semarang untuk musim kompetisi 2012–2013
Pelatih:

Firmandoyo
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional pemain sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat saja mempunyai lebih dari satu kewarganegaraan.
No. |
|
Pos. |
Nama |
1 |
 |
GK |
Ivo Andre |
20 |
 |
GK |
Catur Adi Nugraha |
25 |
 |
GK |
Fajar Setya Jaya |
3 |
 |
DF |
Edi Gunawan |
13 |
 |
DF |
Fauzan Fajri Nasrullah |
6 |
 |
DF |
Abdul Latif |
26 |
 |
DF |
Taufiq Hidayat |
29 |
 |
DF |
Sunar Sulaiman |
5 |
 |
DF |
Welly Siagian |
|
|
No. |
|
Pos. |
Nama |
17 |
 |
MF |
Franky Mahendra |
4 |
 |
MF |
Muhamad Yunus |
28 |
 |
MF |
Ronald Fagundez |
24 |
 |
MF |
Fadly Manna |
15 |
 |
MF |
Edi Yanto |
12 |
 |
MF |
Andi Rokhmad |
8 |
 |
MF |
Vidi Hasiholan |
19 |
 |
MF |
Khomaidi |
9 |
 |
MF |
Gipsy Shalata |
24 |
 |
MF |
Boas Arthururi |
11 |
 |
FW |
Saptono |
22 |
 |
FW |
Hari Nur Yulianto |
15 |
 |
FW |
Wahyu Saputera |
|
Pencetak Gol
Terbanyak per Musim
- 2007: Haidar Ulin, Andika Auli
- 2006: Emmanuel De Porras, Gustavo Hernan Ortiz, Imral Usman
- 2005: Emmanuel De Porras, Indriyanto Nugroho, Esaiah Pelle Benson
- 2004: Indriyanto Nugroho, Roberto Kwateh, Abdoulaye Djibril
- 2003: Julio Lopez, German Osorio, Bambang Harsoyo, Abdoulaye Djibril
- 2002: Arliston De Oliveira, Khusnul Yakin, Gbeneme Friday
Terbanyak Sepanjang Karier di PSIS
- 137: Haidar Ulin
- 132: Andika Auli
- 23: Indriyanto Nugroho, Emmanuel De Porras
- 10: Roberto Kwateh, Abdouleye Djibril,Khusnul Yakin
- 9: Gustavo Hernan Ortiz
- 8: Harri Salisburi
- 7: Esiah Pelle Benson, Bambang Harsoyo, Arliston De Oliveira
- 6: Imral Usman
- 5: M Ridwan, German Osorio
- 3: Gbeneme Friday
- 2: Miguel A Dominguez, Darwin Perez, Purwanto, Khair Rifo, Nurul Huda, Otto Weah
- 1: Foffe Camara, Maman Abdurrahman, Zoubairou, Idrus Gunawan,
Greg Nwokolo, Anthony Jommah Ballah, M Irfan, Lilik Suheri, Sasi
Kirono, Eko Purjianto, Louis Miranda, Alexander Pulalo, Yuniarto Budi,
Iwan Suryanto